Jumat, 27 Januari 2012

Teknologi Informasi Bidang Manajemen


STRATEGI PEMASARAN
JASA PERPUSTAKAAN ERA TEKNOLOGI INFORMASI


1. Konsep Pemasaran
  Istilah  Perpustakaan  telah  memberi  konotasi  tentang  adanya  aktivitas peminjaman  dan  pengembalian  materi  perpustakaan.  Kebanyakan,  apa  yang dipinjamkan  dan dikembalikan  adalah  berupa  buku-buku,  sedangkan  materi perpustakaan yang lain seperti majalah, surat bakar, bentuk mikro, hanya boleh dibaca di  perpustakaan  saja.  Perpustakaan  dapat  dikatakan  sebagai  suatu  lembaga  yang membantu  Orang-orang  datang  untuk  memanfaatkan  jasanya.  Menurut  pengertian  ini, perpustakaan  tidak  dimaksudkan  sebagai  lembaga  yang  ingin  mencapai  tujuan  laba, tetapi lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
Pemasaran sebagai fungsi bisnis, mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan yang belum  terpenuhi,  menentukan  siapa  pelanggan  atau  pengguna  dari  suatu  produk  atau jasa (yang disebut dengan pasar target) yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh organisasi, menetapkan produk, jasa atau layanan dan program program untuk melayani pasar-pasar tersebut, dan mengundang setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan. Jadi suatu definisi praktis dari fungsi pemasaran memasukan tiga segi  : mengindentifikasi kebutuhan pembeli dan pembeli potensial dalam pangsa pasar mereka;  Memuaskan  kebutuhan  itu  dengan  menjual  jasa atau  produk  sesuai;  membuat laba  (Katz,  1991:1).  Tentu  saja  ada  perbedaan  dasar  dalam  fungsi  pemasaran  pada perusahaan  (berorientasi  laba)  dan  organisasi  nirlaba.  Perbedaan  nyata  terletak  pada sumber  dana  dan  dampaknya  terhadap  organisasi.  Perusahaan  memperoleh  modal pertamanya dari investor atau pemodal. Jika perusahaan telah berjalan, dana operasional perusahaan  terutama  diperoleh  dari  hasil  penjualan  produk  atau  jasa  yang  dihasilkan oleh perusahaan itu.Dalam hal ini perusahaan hanya menghadapi satu unsur pokok yaitu konsumen.  Jika  produk  atau  jasa  yang  dihasilkan  perusahaan  dapat  memuaskan konsumennya.  maka  transaksi  akan  terjadi  dan  perusahaan  mempunyai  dana  untuk melanjutkan  aktivitasnya.  Sebaliknya,  organisasi  nirlaba  mempero1eh  anggaran  dari donor  atau  lembaga  induk.  Dengan  anggaran  yang  diperolehnya  itu,  organisasi menghasilkan  produk  atau  jasa  yang  kemudian  ditawarkan  kepada  konsumennya. Berbeda  dengan  perusahaan,  apabila  produk  dan  jasa  yang  dihasilkau  oleh  organisasi nirlaba  itu  ternyata  tidak  sesuai  dengan  kebutuhan  dan  keinginan  konsumen,  pihak donor  masih  mungkin  akan  memberi  dana  lagi,  apabila  kalau  ada  pihak  donor  masih menganggap organisasi itu baik. Sebaliknya mungkin juga terjadi, meskipun produk dan jasa  yang  dihasilkan  sesuai  dengan  kebutuhan  dan  keinginan  konsumen.  belum  tentu menjamin bahwa anggaran dari donor untuk organisasi nirlaba itu akan ditingkatkan.
Konsekuensi  dari  perbedaan  ini  adalah  bahwa  ukuran  keberhasilan  perusahaan dan  organisasi  nirlaba  berbeda.  Perusahan  yang  pada  dasarnya  berorientasi  terhadap laba, dianggap sukses jika berhasil meraup untung yang besar. Pada organisasi nirlaba, meskipun  berhasil  memperoleh  dana  yang  lebih  besar  dari  donor,  mungkin  saja  gagal dalam  memanfatkan  sumber  daya  itu  secara  efektif  dan  efesien  bagi  pemenuhan kebutuhan  dan  keinginan  konsumen.  Oleh  karena  itu,  kemampuan  organisasi  nirlaba dalam  memperoleh  sumberdaya  tidak  dapat  dijadikan  ukuran  keberhasilan  organisasi. Keberhasilan organisasi nirlaba dengan demikian, harus diukur dari sejauh mana produk dan jasa yang dihasilkan organisasi telah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Wirawan, 1994: 24, juga Kotler dan Andreasen, 1995: 42 ff).
Bagaimana dengan perpustakaan?
Inti  pokok  dari  penetapan  dan  identifikasi  kelompok-kelompok  sasaran  (pasar target) yang akan dilayani, bukanlah pada pengenalan siapakah mereka saja,tetapi yang utama adalah apa yang mereka butuhkan, inginkan dan harapkan. Apa yang dibutuhkan oleh  mereka  diharapkan  dapat  terwujud  dengan  ciri-ciri  atau  karakteritistik,  dari  apa yang  ditawarkan  oleh  perusahaan  atau  organisasi,  terwujud  pada  ciri-ciri  produk  atau jasa yang dilayaninya. Oleh karena itu sebelum perusahaan merancang dan mewujudkan penawarannya,  ia  harus  mempunyai  informasi  yang  akurat  dan  mutahir  mengenai manfaat  apa  yang  dibutuhkan  dan  diharapkan  oleh  kelompok-kelompok  pasar Sasaran yang akan dilayani (Astuti,1994:59)
Bila  hal  tersebut  dikaitkan  dengan  aktifitas  pada  layanan  perpustakaan  pada lembaga Perguruan TInggi, misalnya, maka target pasarnya sudahjelas. yaitu pengguna utama  jasa  layanan  perpustakaan  yang  terdiri  dari  dosen  maupun  mahasiswa.  Adapun manfaat yang sangat mendasar yang dibuthkan dan diharapkan oleh pasar target adalah ketersediaan informasi yang membantu usaha memperkaya pengetahuan dan teknologi. berkembang  pulalah  kebutuhan  terhadap  sarana  pendukungnya.  Demikian  pula  terjadi perubahan tuntutan dan kebutuhan akan jasa layanan perpustakaan.
Setelah  perusahaan  atau  organisasi  dapat mengidentifikasi  kebutuhan mendasar dan  keinginan  yang  spesifik  sifatnya  dari  pasar  target,  langkah  lanjut  yang  segera diambil adalah merancang konsep produk dan jasa pelayanan yang akan ditawarkan dan disajikan untuk mencukupi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Aktifitas merancang konsep  produk  bukanlah  merupakan  tanggung  jawab  satu  bagian  tertentu  dalam organisasi  saja,  tetapi  perlu  adanya  keterlibatan  dan  kerjasama  secara  terpadu  dan terkoordinir  dari  semua  orang  dalam  organisasi.  Hal  ini  berlaku  bagi  perusahaan  yang memprodusir  produk  berwujud  maupun  pada  organisasi  nirlaba.  Selanjutnya pembicaraan mengenai konsep produk diarahkan pada rancangan jasa yaitu produk yang dipasarkan oleh perpustakaan yaitu informasi.
Pada  tingkat  pertama,  produk  informasi  dapat  didefinisikan  sebagai  techno-physical objects dirancang orang untuk menyatakan, menyimpan, menyampaikan dan / atau  transfer  komunikasi  atau  bentuk  simbul  informasi  dari  suatu  sumber  tertentu kepada satu atau lebih sasaran target. Diantara techno-physical objects dan file, peta dan gambar,  rekaman  suara  dan  gambar,  lukisan  dan  artefak  musium),  juga  produk elektronik  terbaru  (seperti  produk  pangkalan  data  dan  perangkat  lunak  komputer, produk bebasis telekomunikasi),
Pada  tingkat  kedua,  produk  informasi  termasuk  di  dalamnya  semua  yang mempunyai  ciri  tertentu  berupa  real-time  events  dirancang  untuk  menyatakan penyampaian  dan  transfer  komunikasi  atau  simbul-simbul  informasi.  Contoh  produk informasi  semacam  ini  (juga  menunjukkan  layanan  informasi)  termasuk  didalamnya siaran  berita  berbagai  frekuensi,  antar  muka  pemakai  dengan  sistem  terpasang, presentasi dengan nara sumber pada loka karya.
Itu semua menurut Mwshowitz (1992) produk informasi dapat menjadi komoditi (information commodity) dalam pengertian komersiil apabila dapat dimiliki. punya nilai dan dijual (Tiamiyu, 1993:209). Sebagai  komoditi  pada  dasarnya  jasa  memiliki  perbedaan-pcrbedaan  tertentu dibandingkan  dengan  produk  berwujud  secara  fisik  Jasa  memiliki  karakteristik  khusus yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasarannya. Karakter jasa meliputi :
 a.  Tidak terwujud.
Jasa  tidak  berwujud  (intangible),  tidak  sepelti  produk  fisik,jasa  tidak  dapat dilihat, dirasakan  dan  dipegang  sebelum  dibeli.  Untuk  memperkecil  tingkat  ketjdak pastianan  (uncertainty),  pembeli  akan  mencari  tanda-tanda  atau  bukti-bukti  dari kualitas jasa sebelum membelinya.
b.  Tak dapat dipisahkan (inseparability).
Jasa  diprodusir  dan  dikonsumsi  pada  saat  yang  bersamaan.  Tidak  seperti  pada barang  fisik  yang  dibuat  di  pabrik,  disimpan  dan  kemudian  dijual,  akhirnya dikomsumsi.  Jasa  yang  disumbangkan  atau  dilakukan  oleh  seseorang,  membuat orang tersebut menjadi bagian dari jasa pelayanan tersebut. Keduanya baik penyaji maupun  klien  bersama-sama  mempengaruhi  hasil  jasa.  Dalam  kasus  jasa  hiburan (intertaint)  dan  jasa  profesional  para  pembeli  sangat  memperhatikan  siapa penyajianya.
c.  Bervariasi(variability).
Jasa  sangat  variabel  sifatnya,  tergantung  pada  siapa,  kapan  dan  dimana  jasa disajikan.  Para  pembeli  jasa  menyadari  akan  variabilitas  yang  tinggi  dari  jasa  dan mereka  akan  sering  berbicara  dengan  orang  lain  sebelum  memilih  seorang  penyaji jasa.
  Membicarakan  pemasaran  informasi,  terlebih  dulu  harus  kita  ketahui  batasan pemasaran.  Ada  beberapa  pendapat  mengenai  hakekat  pemasaran.  Philip  Kotier, 1984  dalam  Principles  of  Marketing  hal.44  mengungkapkan  bahwa  pemasaran adalah  suatu orientasi  pengelolaan  yang  menganut  pandangan  bahwa  tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan. Pemasaran merupakan suatu sistem  kegiatan  yang  merancang  bagaimana  untuk  merencanakan,  memberi  harga, mempromosikan  dan  mendistribusikan  jasa/barang,  mampu  memberikan  kepuasan atas  ke-  inginan  pasar  {Stanton,  1985  :  21).  Pemasaran  mempu-  nyai  arti  suatu kegiatan  manusia  yang  diarahkan  untuk  memenuhi  kebutuhan  manusia  melalui proses pertu- karan. Pendapat lain menyatakan bahwa pemasaran merupakan proses managemen  yang  bertanggung  jawab  pada  pengenalan,  pemenuhan  dan  pemuasan ebutuhan konsumen secara menguntungkan (Ritchie, Sheila,)

Aspek Pemasaran Jasa informasi
Untuk  mengetahui  rumusan  pemasaran  kita  tinjau  lima aspek  yang  menunjang  arti pemasaran  yaitu  kebutuhan,  keinginan,  permintaan,  produksi  dan  hasil.  Kelima aspek pemasaran informasi perpustakaan menjadi:
1. Kebutuhan informasi yang berarti keinginan untuk mendapatkan, mengetahui hal-hal  di  luar  pengeta-  huan  yang  dimiliki  (person  knowledge);  misalnya  berusaha mendapatkan dengan melalui cara mem- baca koran, atau majalah, melihat televisi, men- dengarkan radio dan sebagainya.
2. Keinginan  mendapatkan  informasi  berarti  ke-  butuhan  manusia  yang  dibentuk oleh budaya kepribadian seseorang untuk mendapatkan pengetahuan.
3.  Permintaan  informasi  berarti  keinginan  manusia  untuk  mengetahui  dan mendapatkan  informasi,  ilmu  pengetahuan,  data,  jawaban  atas  persoalan  yang timbul dari aktivitas interaksi manusia, kegiatan belajar, dan sebagainya.
4. Produksi informasi yang berarti kebutuhan, ke- inginan dan permintaan informasi yang  terpenuhi  mendorong  manusia  untuk  menularkan/mentransfer  kepada  orang lain.
5. Dengan  tercapainya  bauran  informasi yang  didapat  dari  keempat  unsur  tersebut, manusia  dapat  menge-  valuasi  diri  sampai  di  mana  daya  serap  dan  imajinasinya dalam menerima pengetahuan dan hasilnya akan merupakan kekayaan pribadi yang dapat  menaikkan  kualitas  diri.  Dengan  mengetahui  batasan  5  aspek  pemasaran tersebut,  diharapkan  keberhasilan  misi  pustakawan  sebagai  penjaga  informasi tercapai dalam melayani masyarakat pemakai dan pencari jasa informasi.

Kontribusi Pemasaran Bagi Perpustakaan
Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayanan jasa informasi,  pemasaran  mempunyai  kontribusi  yang  cukup  bagus  terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran tersebut antara lain:
-  Dapat  memberikan  masukan  dalam  pengambilan  keputusan,  jenis  serta  bentuk pelayanan  yang  akan  diterapkan  atau  yang  akan  dijalankan  di  lembaga  atau organisasi tersebut.
-  Menjadi  masukan  dalam  kegiatan  pengadaan  dan  penyajian  menu  dokumentasi serta informasi yang market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan.
- Terciptanya saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yang paling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi. Noorika Retno Widuri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan)

Komponen Pemasaran Jasa Informasi
 Atau konsep marketing mix ada 4 macam yaitu:
1. Produk (Product)
Merupakan  barang  fisik  ataupun  kombinasi  keduanya,  yang  ditawarkan  kepada pasar  sasaran.  Produk  merupakan  elemen  marketing  mix  yang  pertama  yang  perlu kita  ketahui,  untuk  dapat  me-  proses  pemasaran  selanjutnya  yang  sesuai  produk tersebut.  Berbicara  mengenai  pemasaran  jasa  informasi  di  sebuah  perpustakaan, sudah  barang  tentu  produk-  nya  adalah  koleksi  serta  jasa  layanan  yang  dimiliki perpustakaan yang bersangkutan. Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di perpustakaan adalah:
a. Kualitas  barang/jasa  harus  baik.  Keberadaan  ko-  leksi  yang  lengkap,  dan  aktual mempunyai nilai relevansi tinggi.
b.  Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rumit. Pemanfaatan alat-alat bibliografis, seperti katalog.
c. Barang  atau jasa  harus  mudah  dikenal (mudah  dilihat)  serta mudah  dicerna  oleh pengetahuan. Kaitannya dengan dunia perpustakaan dan pema- saran jasa informasi adalah  prosedur  peminjaman,  pelayanan  serta  penelusuran  yang  cepat,tepat  dan akurat.
d. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin.
e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen. Menciptakan suatu iklim  suasana  lingkungan  perpustakaan  (ruangan)  yang  mendukung  kebetahan kesenangan serta kenyamanan pengunjung.
2. Harga (Price)
Harga  merupakan  sejumlah  uang  yang  harus  dikeluarkan  pelanggan  untuk memperoleh  produk  hasil  perusahaan.  Namun  dalam  perpustakaan  yang  dimaksud harga  di  sini  bukan  uang,  melainkan  keaktualan  koleksi/informasi,  relevansi informasi  yang  dibutuhkan  pengguna  dengan  yang  ditawarkan  ataupun  utility/nilai guna informasi tersebut.
 3. Tempat (Place)
Merupakan  perencanaan  dan  pelaksanaan  program  penyaluran  jasa/produk  melalui lokasi  layanan  yang  tepat,  pada  waktu  yang  tepat  dengan  jumlah  yang  tepat  sesuai dengan  kebutuhan  dan  keinginan  konsumen.  Pada  kegiatan  pemasaran  jasa informasi  perlu  diperhatikan  lokasi  yang  strategis,  mudah  dijangkau  oleh  semua pihak  dalam  segala  kesempatan;  lokasi  pemasaran  yang  berada  dipusat  lalu  lintas dari berbagai penjuru.
 4. Promosi (Promotion)
Promosi  merupakan  suatu  bentuk  komunikasi  penyampaian  pesan-pesan  atau informasi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
-  To  inform:  memberitahu  sesuatu  yang  tidak  tahu  sebelumnya  dalam  hal  ini menginformasi- kan mengenai perpustakaan, apa yang dimilikinya, apa  yang dapat diberikan  perpustakaan  kepada  pengguna.  Memberitahukan  kepada  pengguna informasi  yang  tepat  untuk  disuguhkan  kepada  masyarakat.  Hal  ini  berkaitan  erat dengan felt need dari masyarakat pengguna jasa informasi.
-  To  influence:  mempengaruhi  pengguna  agar  mereka  tidak  enggan  berkunjung  ke perpustakan,  tidak  enggan  menggunakan  jasa  layanan  informasi,  merubah  image pengguna  tentang  jasa  informasi/perpustakaan.  Dalam  kegiatan  mempengaruhi  ini, perlu usaha dari dalam perpustakaan/jasa informasi untuk membuat mereka merasa membutuhkan perpustakaan/jasa informasi, perlu juga menonjolkan citra positif dari lembaga kita ke luar.
-  To  persuade  :  membuj  uk  atau  merayu  pengguna/masyarakat  untuk  melakukan kegiatan di perpustakaan Baik itu kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan lain sebagainya yang bertempat di perpustakaan.
  
Strategi Pemasaran Jasa Informasi
Regis M Kenna (1985) memaparkan tiga strategi dalam pemasaran, yakni:70 Baca, Vol. 25 No. 3-4, September-Desember 2000 (68-72) Page 4 Artikel :
1. Meraih posisi produk, yaitu menetapkan produk informasi yang diinginkan pasar. Apa  ragam  informasi  yang  akan  disuguhkan,  apa  saja  jenisnya,  hendak  dikemas dalam  bentuk  apa  dan  bagaimana  bentuk  pelayanannya.  Meraih  posisi  produk  ini dapat ditempuh melalui:
-      Memahami lingkungan (kecenderungan dinamika pasar).
-      Memusatkan  perhatian;  selain  mengenai  teknik  operasional,  public  relation  dan kepercayaan.
-      Mencari  sasaran  yang  tepat;  mengkonsentrasikan  produk-produk  tertentu,  untuk beberapa kelompok pemakai tertentu saja, atau mengetahui segmen sasarannya.
-      Bereksperimen,  dinamis,  kreatifitas,  dalam  menciptakan  produk  baru  kemasan baru  perpustakaan.  Misalnya  mengenai  layout,  waktu  dan  jenis  layanan  serta kemasan informasinya.
2. Meraih  posisi  pasar,  yaitu  menciptakan  kepercayaan/pengetahuan  dari  pasar (kredibilitas), produk yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehingga akan mendapat pujian dari pasar. Upaya yang dapat dilakukan adalah:
-  Memanfaatkan  dari  mulut  ke  mulut,  menyam-  paikan  pesan  pesan  yang  positif tentang image perpustakaan.
-  Membina  infrastruktur  pasar,  melakukan  kerjasama,  partnership  dan  menjadi pelaku komunikasi.
-  Mengembangkan  hubungan-hubungan  antar  perpustakaan,  membuka  sistem jaringan.
-  Melayani  pemakai  yang  tepat,  ketepatan  dalam  menjaring  pengguna,  siapa  saja yang seyogyanya dimotivasi. Perlu menjadikan potensial user ke actual user.
-  Menjalin  hubungan  dengan  media  massa.  Melaui  pemberitaan  di  media  massa, umunya  mampu  menyentuh  masyarakat  dan  akhirnya  menimbulkan  kepercayaan pada masyarakat.
3. Meraih posisi organisasi, upaya yang dapat dilakukan adalah:
-  Menanamkan  image  yang  positif  mengenai  perpustakaan.  Menerapkan  konsep managerial.  Kualifikasi  pustakawan,  ditinjau  dari  intelektualnya,  kepribadiannya serta kiat seninya.



Kiat Memasarkan Jasa Informasi
Pada  poin  terakhir,  berbicara  mengenai  kiat-kiat  pemasaran  yang  berkaitan  dengan pemasaran  jasa  informasi  di  perpustakaan.  Kiat-kiat  tersebut  dijabarkan  sebagai berikut:
1. Survei  pemakai  jasa,  bisa  dengan  jalan  menggunakan  angket/quesioner  yang disebarkan. Penyebaran angket ini sebagai upaya mengetahui need (kebutuhan serta wants (keinginan) dari konsumen/pemakai perpustakaan.
2.  Promosi  perpustakaan  agar  orang  senantiasa  berkunjung  di  perpustakaan. Kegiatan ini terbagi dalam dua faktor:
-    Faktor  internal,  antara  lain  dari  unsur  pustakawan  itu  sendiri,  yaitu  keramahan, cekatan  dan  cerdas,  mampu  membujuk/persuasi  atau  mendorong  pemakai,  mampu mendidik  pemakai  dengan  melalui  fase-fase  (a)  tahu,  pemakai  mengetahui perpustakaan  secara  detail;  (b)  tertarik;  (c)  menimbang-nimbang  untung  rugi informasi  tersebut  bagi  pemakai;  (d)  mencoba  membantu  pemakai  agar  tidak mendapat  hambatan;  (e)  mengadopsi,  kemampuan  pustakawan  untuk  membina pelanggan perpustakaan.
-  Faktor eksternal, antara lain pembuatan buku pedoman  penggunaan perpustakaan bagi pemakai baru, pemasangan spanduk/penyebaran brosur, dll.
3. Mengelola  sistem  informasi  manajemen  (SIM)  terpadu  antar  unit  perpustakaan. Kegiatan  ini  untuk  mengan-tisipasi  laju  informasi.  Mengadakan  system jaringan/kerjasama  antar  unit  perpustakaan.  Bentuk  kegiatan  ini  bisa  berupa  inter library  loan,  exchange  programme,  ataupun  union  catalog,  kegiatan  ini  sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi pemakai.
4. Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat manajemen banyak ditentukan olehsukses besar computer enterpreneuner. Memang diakui kompu- Noorika Retno Widuri  (Pemasaran  Jasa  Informasi  di  Perpustakaan)  terisasi  telah  mampu  memacu sistem  peredaran  informasi  sehingga  pengelolaan  data,  penyajian  dan  pemanfaatan secara maksimal dapat terselenggara tanpa kendala.
5. Mengoptimalkan  peran  pustakawan  agar  membantu  konsumen  dengan  jalan mengorganisasikan dan memberikan wadah bagi para pemakai perpustakaan tingkat pemula dengan pendidikan pemakai. Mengubah actual user menjadi potential user.
6.  Diperlukan  kerjasama  dengan  organisasi  atau  lembaga  terkait  untuk mempergunakan  fasilitas  yang  ada  di  perpustakaan.  Misalnya  menyediakan  ruang untuk kegiatan seminar, rapat, dsb.
7.  Pergeseran  nilai,  perilaku  konsumen  informasi  {consumer  behavior)  turut membantu pustakawan sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra diri dari pelayanan  responsif  pasif  menjadi  inisiatif  aktif  sebagai  tenaga  profesional  yang dibutuhkan  masyarakat  dengan  bermodalkan  kemampuan  untuk  mengembangkan diri  dalam  mengolah  data,  menyiapkan,  mengemas,  mentransfer  dan  memasarkan informasi.